ADA APA DI DALAM KA'BAH

Ada Apa di Dalam Ka'bah? Inilah Jawabannya

Jumat, 29 Juni 2012, 01:41 WIB
Musiron/Republika
Ada Apa di Dalam Ka'bah? Inilah Jawabannya
Kabah
REPUBLIKA.CO.ID, Tak sembarang orang yang bisa memasuki Ka'bah. Oleh sebab itu, banyak yang bertanya, apa sebenarnya yang ada dalam Ka'bah itu ? Apa benar dalam Ka'bah masih tersimpan berhala-berhala zaman dulu sebagaimana yang dituduhkan kaum perusak Islam?

Sebagaimana yang diperlihatkan dokumenter Kerajaan Arab Saudi, isi dalam Ka'bah hanya berupa ruangan kosong. Bahagian dalam Ka'bah terdapat tiga pilar dari kayu gaharu terbaik. Panjang satu pilar sekitar seperempat meter atau setengah meter berwarna campuran antara merah dan kuning. Ketiga pilar ini berjejer lurus dari utara ke selatan.

Pada awal abad ini (tahun 2000-an), bagian bawah ketiga pilar retak yang kemudian diperbaiki dengan diberi kayu melingkar di sekelilingnya. Ketiga pilar ini dibuat atas inisiatif Abdullah ibn Al Zubair tiga abad yang lalu. Meski demikian, ketiganya masih tetap kokoh hingga saat ini.

Atap dalam Ka'bah penuh dengan ukiran-ukiran mengagumkan, selain diberi lampu-lampu indah yang terbuat dari emas mumi dan dari per­hiasan-perhiasan indah lainnya. Lantai Ka'bah dibuat dari batu pualam putih.

Dinding Ka'bah bagian dalam dibalut dengan batu pualam war­na-warni dan dihiasi dengan ukiran bergaya Arab. Terdapat tujuh papan yang menempel di dinding ini yang bertuliskan nama-nama orang yang pernah merenovasi atau menambahkan sesuatu yang batu di dalam Ka'bah atau Masjidil Haram.

Dikatakan bahwa tembok Syadzarwan adalah bangunan tambahan pada Ka'bah yang dikerjakan oleh kaum Quraisy. Menurut mazhab Syafi'i dan Maliki, tembok Syadzarwan termasuk bagian Ka'bah, sehingga jamaah haji yang bertawaf harus berada di luarnya. Pendapat sebaliknya dikatakan oleh mazhab Hanafi. Menurut mereka, tembok Syadzarwan bukan merupakan bagian Ka’bah.

Adapun mazhab Hanbali memilih berada di antara dua pendapat di atas. Menurut mereka, menjauhi tembok itu sangat dianjurkan, tetapi seandainya jamaah melakukan tawaf di dalamnya maka tawafnya tetap sah dan tidak sampai rusak.

Yang jelas, belum diketahui secara pasti kapan pertama kali tembok Syadzarwan dibangun. Setiap kali Masjidil Haram dipugar, tempat-tempat di sekitarnya juga dipugar. Yang pasti, tembok Syadzarwan mengalami pemugaran pada tahun 542 H, 636 H 660 H, dan 1010 H.

Ka’bah Pusat Bumi

ka'bah pusat bumi

Benarkah Ka’bah Pusat Bumi

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Adakah dalil dalam Alquran dan hadits yang menyebutkan bahwa Ka’bah adalah pusat bumi? Saya membaca sebuah artikel yang mengaitkan hal tersebut dengan Alquran. Mohon tanggapan Ustadz.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari: Yusuf

Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,
Pertanyaan semacam ini pernah disampaikan kepada Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayid, salah satu anggota Haiah al-I’jaz al-ilmi lil Quran wa as-Sunah  (Majlis Keajaiban Ilmiyah Alquran dan sunah) di Mekah al-Mukaramah. Beliau menyelesaikan studi doktoral di bidang biofisika di Universitas Stockholm Sverige, Skandinavia.
Jawaban Dr. Abdul Basith,
Anda bisa membaca firman Allah:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا
Demikianlah kami wahyukan kepadamu Alquran yang berbahasa arab, agar kamu memberi peringatan kepada penduduk ummul qura (kota Mekah) dan orang-orang yang berada di sekitarnya.” (QS. As-Syura: 7).
Ayat ini menunjukkan bahwa Mekah adalah pusat bumi. Karena pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus berada di radius yang sama dari berbagai arah mata angin.
Kami telah melakukan berbagai pembahasan tentang masalah ini di Majlis Keajaiban Ilmiyah Alquran dan sunah di Mekah al-Mukaramah, dan kami telah menerbitkan beberapa keputusan penting. Terkait ini, sesungguhnya bumi itu oval, dengan demikian pusatnya bukan titik tapi seperti bentuk segitiga, dan seperti itu Mekah.
Sumber: http://www.muslm.net/vb/archive/index.php/t-395562.html
Penjelasan yang lain, disampaikan dalam Fatwa Islam, no. 102590 dinyatakan,
Pembahasan ini membutuhkan kajian dari dua sudut pandang. Sudut pandang syariat, dengan menggali dalil-dalil syariat baik di Alquran maupun hadis shahih yang membicarakan masalah ini. Dan kedua sudut pandang ilmiah fisika, dengan mencari bukti-bukti secara fisika.
Pertama, dari sudut pandang syariat berdasarkan isyarat Alquran
Sebagian ulama menegaskan bahwa dalam Alquran terdapat isyarat tentang hal ini. Sementara dalam hadis dan keterangan para ulama, terdapat penegasan mengenai hal ini.
Isyarat Alquran, dinyatakan dalam firman Allah:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمّةً وَسَطاً
Demikianlah kami jadikan kalian umat pertangahan…” (QS. Al-Baqarah: 143).
Ayat ini berbicara dalam konteks perintah menjadikan kiblat sebagai kiblat. Seolah ayat ini mengandung makna: Sebagaimana Ka’bah adalah pusat bumi, demikian pula kami jadikan kalian sebagai umat pertengahan di antara umat-umat yang lain.
Al-Qurtubi mengatakan:
” المعنى : وكما أن الكعبة وسط الأرض ، كذلك جعلناكم أمة وسطا “
“Makna ayat, sebagaimana Ka’bah adalah pusat bumi, demikian pula kami jadikan kalian umat pertengahan.” (Al-Jami’ Li Ahkam Alquran, 2:153).
Akan tetapi, ini hanya salah satu dari 6 penafsiran yang disebutkan oleh para ahli tafsir terkait dengan firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 143 tersebut.
Ayat lain yang mengisyaratkan bahwa Mekah atau Ka’bah adalah pusat bumi, firman Allah;
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا
“Demikianlah kami wahyukan kepadamu Alquran yang berbahasa Arab, agar kamu memberi peringatan kepada penduduk ummul qura (kota Mekah) dan orang-orang yang berada di sekitarnya.” (QS. Asy-Syura: 7).
Sebagian ulama mengatakan, kota Mekah dinamakan ‘ummul qura’ [um = ibu, qura = kota], karena Mekah adalah pusat seluruh kota di muka bumi. Darinya bumi itu dibentangkan. Karena itulah Mekah merupakan pusat bumi.
Ada juga sebagian ulama yang mengatakan tentang latar belakang penamaan Mekah.
Ar-Raghib al-Asfahani menjelaskan,
مكك : اشتقاق مكة من تمكَّكْتُ العظم : أخرجت مخه
Makak: turunannya Mekah, dari kata ‘تمكَّكْتُ العظم’ yang artinya “Saya mengeluarkan sumsumnya.” (Mufradat Alquran, Hal. 772)
Selanjutnya, beliau bawakan keterangan al-Khalil dalam kitab al-Ain:
سميت بذلك لأنها وسط الأرض ، كالمخ الذى هو أصل ما في العظم
Dinamakan Mekah, karena kota ini adalah pusat bumi, sebagaimana sumsum adalah pusat tulang. (Mufradat Alquran, Hal. 772).
Kedua, dalil dari hadis, terdapat riwayat dari Ibnu Abbas secara marfu’, yang menyatakan:
أول بقعة وضعت في الأرض موضع البيت ، ثم مدت منها الأرض ، وإن أول جبل وضعه الله على وجه الأرض ” أبو قبيس ” ، ثم مدت منه الجبال
“Tempat pertama yang Allah letakkan di bumi adalah tanah pijakan Ka’bah, kemudian bumi dibentangkan darinya. Dan gunung pertama yang Allah letakkan di muka bumi adalah gunung Abu Qubais, kemudian gunung-gunung lainnya dibentangkan darinya.”
Namun hadis ini bermasalah, karena ada perawi yang majhul (tidak jelas statusnya). Hadis ini dimasukkan al-Uqaili dalam ad-Dhua’afa al-Kabir 2:341 dan dinilai lemah oleh al-Albani sebagaimana dalam Silsilah ad-Dhaifah no. 5881.
Ketiga, keterangan para sahabat
Ada beberapa riwayat sahabat dan ulama generasi awal, diantaranya:
1. Keterangan dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mengatakan:
خلق الله البيت قبل الأرض بألفي سنة ، وكان إذ كان عرشه على الماء زبدةً بيضاء ، وكانت الأرض تحته كأنها حشفة ، فدحيت الأرض من تحته
“Allah menciptakan Ka’bah 2000 tahun sebelum menciptakan bumi. Ketika itu, Arsy Allah berada di atas air, seperti mutiara putih. Bumi berada di bawahnya, seperti pulau kecil. Kemudian bumi dibentangkan dari bawahnya.” (HR. at-Thabari dalam tafsirnya 6:20 dengan sanad semua perawinya tsiqah).
2. Keterangan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
وضع البيت على الماء على أربعة أركان قبل أن تخلق الدنيا بألفي عام ، ثم دحيت الأرض من تحت البيت
“Ka’bah diletakkan di atas air di atas 4 tiang, 2000 tahun sebelum dunia diciptakan. Kemudian bumi dibentangkan dari bawah Ka’bah.” (HR. at-Thabari dalam tafsirnya 6:20 dengan sanad: tidak masalah).
3. Keterangan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
خُلقت الكعبة قبل الأرض بألفي سنة . قالوا : كيف خلقت قبل وهي من الأرض ؟ قال : كانت حشفة – يعني : جزيرة – على الماء ، عليها ملكان يسبحان الليل والنهار ألفي سنة ، فلما أراد الله أن يخلق الأرض دحاها منها ، فجعلها في وسط الأرض

Comments

Popular Posts